INDONESIA GAGAL DALAM FINAL 3rd GRAND ROYAL CHALLEGE CUP

#comments{ background: #EEE2E2; border; 3px solid #F10C0c; padding: 5px; } .comment-body { font size: 21px; }

YANGON,(GM)

Tim nasional Indonesia gagal lagi dalam mengalahkan tuan rumah Myanmar. Pada partai final Turnamen Sepak Bola Grand Royale Challenge 2008 di Stadion Thuwunna Youth Training Centre, Yangon, Jumat (21/11), "Merah-Putih" kembali ditaklukkan tuan rumah Myanmar 1-2, sehingga gagal menjadi juara turnamen yang sudah digelar dalam tiga tahun terakhir ini. Dan dengan kemenangan 2-1 ini Myanmar menjadi juara selama tiga kali berturut-turut selama tiga kali turnamen ini digelar.

Indonesia yang juga takluk dari Myanmar dengan skor yang sama dalam fase penyisihan Group A. Meskipun kalah Indonesia tetap melaju ke babak semi final menghadapi klub asal Korea Selatan “Ulsan Hyundai”. Dalam pertindingan ini Indonesia berhasil menang lewat drama adu tendangan penalty dengan skor 4-3, setelah bermain selama 90 menit waktu normal dan ditambah 2 kali 15 menit waktu tambahan skor tetap 0-0. Dalam adu penalty dua algojo pertama Indonesia yaitu Bambang Pamungkas/ BP dan Elly Eiboy tidak berhasil membobol gawang Ulsan Hyundai. Namun untungnya Indonesia memiliki kiper sekelas Markus Horrisson yang dapat menahan 3 algojo dari Ulsan Hyundai sehingga skor 3-3. Dalam tendangan terakhir Firman Utina berhasil menceploskan bola ke gawang Ulsan Hyundai dan membuat skor 4-3, dan membuat Indonesia melaju kebabak final dan telah ditunggu oleh tuan rumah Myanmar yang sehari sebelumnya menaklukan Malaysia dalam babak semi final dengan skor 4-1.

Dalam babak final Myanmar sangat mendominasi pertandingan dan tampil ngotot karena factor tuan rumah dan dukungan penonton. Tidak butuh waktu lama striker Soe Myat Min berhasil menyarangkan bola ke gawang Markus di menit ke-6.


Pada menit 15, Indonesia mampu menyamakan kedudukan karena Pemain belakang Myanmar, Moe Win melakukan gol bunuh diri ketika berusaha menghalau bola umpan silang Talaohu Abdul Musyafri dari sektor kiri. Skor 1-1 bertahan sampai turun minum.

Usai jeda, Indonesia bermain lebih agresif. Karena masuknya Elly Eiboy Saat babak kedua baru berlangsung dua menit, Ponaryo Astaman hampir saja membuat Indonesia unggul. Namun, bola tendangan kerasnya hanya membentur mistar gawang. Setelah itu giliran Myanmar membalas. Aksi Soe Myat Min kerap merepotkan barisan pertahanan timnas yang dikoordinasi kapten Charis Yulianto.

Walaupun Indonesia telah memasukkan Elly Eiboi Indonesia tetap tidak dapat membuka pertahanan Myanmar yang sangat solit. Sebaliknya lewat counter attack Myanmar berhasil mendapat tendangan bebas. Dan melalui tendangan bebas ini Soe Myat Min berhasil mencetak gol kedua Myanmar dan merubah skor menjadi 2-1. Bukannya Indonesia betanding tanpa peluangn setelah Aliyudin masuk Indonesia memiliki bebrapa peluang penting. Seperti saat tendangan bebas Firman Utina yang tidak dapat disundul dengan sempurna oleh BP, dan ketika Aliyudin yang kurang sigap menghadapi bola di sepan gawang Myanmar. Lalu peluang ketika tendangan bebas Isnan Ali yang tidak dapat dikontrol dengan baik oleh Bp. Dan sampai peluit panjang dibunyikan skor tyetap 2-1, dan Myanmar menjadi juara untuk ketiga kalinya selama tiga kali turnamen ini di gelar.

Indonesia sendiri mengikuti turnamen ini untuk ajang uci coba sebelum menghadapi Piala AFF pada bulan Desember nanti. Menurut saya sih kekalahan Indonesia dari Myanmar selama dua kali berturut-turut dalam turnamen ini desebabkan karena Benny Dollo/Bendol (Pelatih Indonesia) kurang dalam merotasi pemain, khususnya di lini depan. Karena sejak pertandingan pertama sampai babak final Bendol hanya menurunkan Bambang Pamungkas,Elly Eiboy, Aliyudin, dan T A Musafri. Padahal Bendol juga membawa Budi Sudarsono (Persik) dan Boas Salozza (Persipura) yang akhir-akhir ini bersinar di ISL (Indonesia Super League). Tapi saya dukung terus Indonesia. Songsong Piala AFF dengan percaya diri dan mental juara…Maju Terus BAMBANG PAMUNGKAS dkk……